Fokus pada Tuaian : Kolose 1:24-29

 

 

Rasul Paulus dalam ayat-ayat ini hendak menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugas pelayanan yang dipercayakan Allah baginya, ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuhnya.

Sebab apa yang ia hendak lakukan dan kerjakan sesuai dengan panggilan Allah pada dirinya hendak ia sampaikan kepada jemaat Tuhan di Kolose adalah sebuah rahasia yang tersembunyi berabad-abad lamanya. Kristus hadir ditengah-tengah umatnya menjadi pengharapan mereka.

Apa yang membuat Rasul Paulus bekerja dengan sungguh-sungguh dan sekuat tenaga untuk fokus pada tuaian ?. Pertama, karena Paulus menyadari bahwa jiwa-jiwa adalah prioritas utama dalam pelayanan.Dalam ayat 28 dan 29, Paulus berkata , “ Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.Paulus berusaha dan bergumul dengan segala tenaga untuk menjangkau dan membawa jiwa-jiwa mengenal Kristus. Ia tidak berfokus kepada hal yang lain.

Mengapa ? Sebab ia mengerti bahwa tugas yang dipercayakan Allah kepadanya adalah meneruskan Firman Tuhan itu kepada jiwa-jiwa. Rasul Paulus sadar bahwa ia adalah pelayan bagi jiwa-jiwa.Bagi Tuhan, jiwa-jiwa itu sangat berharga. Dia menghendaki supaya jangan ada yang binasa melainkan semua orang berbalik dan bertobat. ( 2 Petrus 3:9 ).

Kedua, bagi Rasul Paulus penderitaan dan tantangan dalam pelayanan adalah harga yang harus dibayar.Paulus tetap bersukacita untuk menjalankan tugas yang Tuhan percayakan kepadanya. Penderitaan dan tantangan bukan alasan untuk tidak fokus pada tuaian / jiwa-jiwa.

“Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu , dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” ( ayat 24 ).

Banyak orang mundur dalam pelayanan dan tidak fokus lagi untuk jiwa-jiwa karena tidak siap menghadapi penderitaan dan tantangan.Sungguh, menjadi murid Kristus yang sejati itu harus berani membayar harga.

Coba perhatikan perkataan Yesus dalam Lukas 9:58: Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Kalimat Yesus ini seolah-olah ingin mengatakan, bahwa dari semula kehadiran-Nya sudah ditolak oleh ciptaan-Nya. Artinya, jika ingin menjadi murid Yesus, maka harus siap ditolak oleh semua orang yang membenci-Nya.

Selanjutnya, dalam ayat 60 Yesus mengatakan: Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana. Kalimat ini memperlihatkan, bahwa dalam situasi apapun, entah itu penolakan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan, kerajaan Allah harus tetap diberitakan.

Pertanyaannya adalah masihkan kita berani memberitakan Injil kepada orang yang menolak dan menganiaya kita? Masihkah kita mengatakan bahwa aku tetap akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi?. Tetaplah fokus melayani jiwa-jiwa.

Ketiga, Rasul Paulus tidak melihat kebelakang tetapi ia memandang kepada Kristus. Mengapa ? sebab melayani jiwa-jiwa adalah tugas panggilan sorgawi yang dipercayakan kepadanya. ( Filipi 3:14 ). Paulus mengerti bahwa Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. (Lukas 9:62).

Menoleh kebelakang adalah gambaran kekristenan yang selalu melihat masalah, selalu melihat masa lalu, hatinya terikat pada kesenangan duniawi.Memandang kepada Kristus itulah yang memotivasi Paulus untuk terus bergerak dan fokus melayani jiwa-jiwa.

Jangan lagi melihat kebelakang !.  Arahkanlah pandanganmu jauh ke depan. Jiwa-jiwa menanti kabar keselamatan.

Sumber : http://www.beritabethel.com


Tinggalkan komentar

*
*