“Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari ditempat lain” (Mazmur 84:10a). Kekristenan yang benar ialah tidak bisa jauh dari hadirat Tuhan, sebab tanpa hadirat Tuhan kehidupan rohani tidak akan kuat.
Juga tidak akan mampu menghadapi segala pengaruh buruk dari luar kehidupan ini. Belajar dari Alkitab dapat kita pelajari beberapa tokoh yang merindukan dan ingin mengalami hadirat.
Diantara tokoh itu ialah Yakub dan Daud. Dua tokoh ini mewakili Perjanjian Lama, pantas kita bahas dalam renungan kali ini.Kejadian 25:27 menuliskan “Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
“Ternyata Yakub suka akan hadirat Tuhan. Satu-satunya kerinduan Yakub adalah bersekutu dengan Tuhan di dalam kemah. Itu sebabnya Yakub selalu tinggal di dalam kemah bahkan dalam Bil 24:5 dikatakan “Alangkah indahnya kemah-kemahmu hai Yakub.
“Mengapa kemah Yakub itu dikatakan indah? Karena Yakub adalah pribadi yang suka mencari hadirat Tuhan. Lewat persekutuan kepada Tuhan ia merasakan hadirat Tuhan. Kemah adalah waktu khusus bersama dengan Tuhan.
Kalau kita tidak punya saat-saat khusus bersama Tuhan, maka dikuatirkan kita akan seperti Esau yang suka berkelana, mengembara dan berburu. Pada akhirnya Esau juga ditolak. Mengapa Esau ditolak saat akan diberkati ?. Karna kesukaan Esau adalah berburu binatang.
Kehidupan yang suka berburu menunjuk pada kesenangan daging. Secara rohani hal ini memberikan gambaran bagi kita bahwa “berburu” membuat kita jauh dari persekutuan dengan Tuhan, konsekwensinya ialah tidak mengalami hadirat Tuhan.
Tokoh yang kedua yang suka hadirat Tuhan ialah Daud. Dalam kitab Mazmur 84:10a “Lebih baik satu hari dipelataran-Mu Tuhan daripada seribu hari di tempat lain.” Kalimat tersebut dituliskan oleh Daud sebagai penjelasan bagaimana ia rindu akan hadirat Tuhan.
Bila kalimat tersebut diucapkan oleh seorang yang biasa-biasa yang hidupnya sederhana, mungkin kelihatannya itu wajar-wajar saja dan tidak ada istimewanya. Tetapi ucapan tersebut keluar dari mulut seorang raja yang memiliki segalanya dan hidup dalam kemewahan.
Daud memiliki takhta, istana, har ta, dan juga banyak isteri-isteri yang cantik. Namun lebih dari semuanya itu ia justru merindukan Tuhan. Bagi Daud, Tuhan adalah pribadi yang digambarkan sebagai pribadi yang utama. Sejak masih remaja, Daud sudah mengenal Tuhan dengan baik.
Ia suka bernyanyi dan bermain kecapi memuji dan memuliakan nama Tuhan. Banyak mazmur yang menjadi gubahan dan syair yang ditulis oleh Daud. Daud menjadikan Tuhan sebagai pusat dan penyembahanya.
Tentu imbas dari hal ini maka Daud memiliki kekuatan secara rohani dan juga secara iman, berani dan tidak takut pada apapun. Termasuk kepada musuh-musuhnya dalam penggembalaan domba bahkan menghadapi Goliat pun demikian. Daud adalah pribadi yang selalu merindukan Tuhan, ia ingin mengalami hadirat-Nya.
Banyak orang Kristen yang tidak menyediakan waktu khusus buat Tuhan. Doa dilakukan hanya seperlunya, saat teduh ala kadarnya, bahkan banyak para pelayan Tuhan yang lebih suka melayani dari pada bersekutu dengan Tuhan.
Hal ini akan berimbas kepada kekuatan spiritual yang kita dapatkan. Itu sebabnya jangan salahkan Tuhan bila hidup mengalami kekalahan dan kekeringan. Kita harus bersekutu dengan Tuhan, dan mengutamakan hal ini dari pada kegiatan apapun.
Karena dengan demikian kita akan mengalami hadirat-Nya. Hadirat Tuhan adalah tempat terindah, nyaman dan tenang di dunia ini. Karena itu perhatikan bagaimana kita mengalami dan meraih-Nya.
Agar hal ini kita dapatkan dengan baik maka buatlah waktu-waktu khusus bersama dengan Tuhan, tinggalkan kesibukan dan carilah Tuhan.
Hadirat Tuhan memampukan kita melewati berbagai persoalan hidup!.
Sumber : Beritabethel.com