“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia” (I Yoh. 4:1-3)
Akhir-akhir ini ajaran Saksi Yehova (SY) tampaknya makin marak. Banyak anggota gereja dikunjungi oleh anggota sekte ini sambil menawarkan literatur: Menara Pengawal dan Sadarlah!, lalu mengajak berdiskusi mengenai ayat-ayat Alkitab sambil mewartakan ajaran mereka yang ternyata berbeda bahkan bertentangan dengan doktrin iman Kristen pada umumnya. Ini menimbulkan keresahan di kalangan umat percaya. Artikel ini ditulis agar kita memahami perbedaan antara ajaran SY dan keyakinan iman GBI yang berdasarkan Alkitab.
Sikap GBI:
Menurut SY, Alkitab tidak mengandung kesalahan, karena ditulis oleh orang-orang yang mencatat dengan cermat amanat yang didiktekan Allah. Tetapi Alkitab yang kita pakai sekarang mengandung banyak salah terjemahan. Penganut SY dilarang mempelajari Alkitab tanpa menggunakan tafsiran resmi dari organisasi SY, bahkan mereka membuat versi terjemahan Alkitab sendiri yang disebut New World Translation, yang mendukung doktrin SY yang diciptakan oleh para tokoh pendirinya.
Sikap GBI:
GBI mengimani bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus kepada hamba-hamba-Nya yang diurapi. Sejak pengilhaman, penulisan, pembacaan dan pemberitaan, Roh Kudus terus bekerja dalam mengaplikasikan Alkitab sebagai Firman Allah dalam hidup orang beriman. GBI menolak otoritas dan tafsiran SY sebagai syarat mutlak dan satu-satunya tafsiran yang paling benar untuk mempelajari Alkitab. Ayat-ayat Alkitab harus dipahami sesuai konteksnya dan tidak boleh dipetik/dicomot satu-satu, lepas dari hubungan kalimat, lalu dipaksakan berderet kembali secara kaku menjadi suatu rentetan “ayat-ayat bukti” yang menyokong kepercayaan yang dianut, seperti yang biasa dilakukan oleh SY.
Manusia adalah jiwa sebagai gabungan debu tanah dan napas Allah, dan hakikatnya sama dengan binatang pada umumnya. Bila manusia mati, maka jiwa itu mati bersamanya, jadi tidak ada kehidupan kekal, kecuali bagi penganut SY sebanyak 144.000 orang pilihan yang akan masuk surga, sedangkan penganut SY lain akan tinggal di Firdaus, yakni di bumi ini. Yang lain akan dimusnahkan. Kematian di dunia adalah dimasukinya status ‘tidur rohani’ yang menunggu hari penghakiman apakah akan masuk kekekalan: Surga atau Firdaus di bumi, atau justru dimusnahkan hingga habis lenyap.
Sikap GBI:
GBI menolak ajaran ini sebab Alkitab dengan jelas menunjuk kehidupan sesudah mati bagi jiwa manusia. Manusia bukan sekedar debu tanah saja, tetapi mempunyai sifat jiwa yang kekal, baik itu di surga atau pun di neraka (Luk 6:19-31). Dengan mengemukakan bahwa manusia hanya sebagai debu tanah yang akan musnah kalau mati (kecuali yang menjadi SY yang akan masuk surga atau tinggal dalam langit dan bumi baru), mereka menyangkal adanya dosa dan hukuman, dan tidak memberi tanggung jawab etis maupun kebenaran hidup kepada umat-Nya. Adalah aneh manusia hanya hidup di dunia dengan satu tujuan menjadi bagian surgawi atau musnah. Ini bukan pilihan yang bertanggung jawab, sebab keduanya tidak dapat dibandingkan. Tanggung jawab manusia untuk hidup dalam kebenaran menjadi kabur.
Ajaran SY tidak percaya akan penebusan oleh darah Yesus di kayu salib yang membawa keselamatan. Yesus dianggap mati di tiang siksaan, dan kemudian mati dan bangkit dalam roh saja. Manusia harus melakukan perbuatan baik untuk memperoleh hidup kekal dalam kerajaan teokratis atau akan musnah/habis. Perbuatan baik yang paling ditekankan adalah penginjilan (menyebarkan ajaran SY). Ajaran tentang dosa, pertobatan, pengampunan, kasih, dan darah Kristus dalam penebusan dosa diabaikan. Penganut SY tidak mempunyai keyakinan keselamatan (karena ragu-ragu apakah akan masuk kelompok 144.000 orang pilihan, tinggal di Firdaus bumi baru ataukah dimusnahkan). Sesungguhnya fanatisme penganut SY lebih didasarkan pada ketakutan akan pemusnahan dalam perang Armageddon dan harapan mudah-mudahan bisa masuk dalam kerajaan Firdaus di bumi.
Sikap GBI:
GBI mengimani peran penebusan Kristus bagi keselamatan manusia. Kristus telah menebus kita di kayu salib (1 Pet. 2:24-25). Yehova adalah penebus (Yes. 43:1) demikian juga Kristus (1 Pet. 1:18-19), Yehova adalah satu-satunya Juruselamat (Yes. 43:11), demikian juga Kristus (Kis 4:12). Umat Kristen telah dijanjikan dengan jelas oleh Allah tentang keselamatan (Yoh. 3:16), sedangkan SY tidak. Sukacita dan jaminan keselamatan inilah yang perlu kita beritakan kepada SY agar mereka bisa hidup dengan damai dan sejahtera karena telah didamaikan dengan Allah oleh penebusan darah Yesus di atas kayu salib.
Alkitab juga mengajarkan bahwa keselamatan diberikan kepada manusia sejak kita percaya dan tidak perlu menunggu sampai akhir zaman di Firdaus (Luk. 23:43; Wah. 14:13). SY mengajar tentang keselamatan melalui amal baik atau usaha sendiri, tetapi Alkitab dengan jelas menyebutkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, dan perbuatan baik adalah buah yang keluar dari kehidupan orang percaya dan bukan sebaliknya (Ef. 2:8-10; Tit. 2:11-14).
SY tidak percaya bahwa neraka adalah tempat siksaan kekal yakni lautan api. Neraka hanya dianggap sekedar terjemahan dari kata Sheol (Ibrani) dan Hades (Yunani) yang menunjuk kepada tempat kuburan, dan gehenna yaitu tempat pemusnahan. Mati adalah tidur rohani sampai akhir zaman. Setelah itu ada tiga kemungkinan bagi manusia, yaitu:
Perlu diketahui, semula SY hanya percaya ‘sorga’ (untuk 144.000 orang) atau ‘musnah’. Tetapi sekitar tahun 1931 ketika jumlah anggota SY telah melampaui 144.000 orang (jadi surganya tidak cukup) mereka lalu menciptakan doktrin “Firdaus” bagi anggota SY yang tidak kebagian tempat di sorga. SY menganggap bahwa ‘Firdaus’ ini menunjuk kepada ‘bumi baru yang disempurnakan’, dan itu belum ada pada jaman sekarang ini.
Sikap GBI
GBI percaya akan pernyataan Alkitab yang berbicara mengenai realita neraka sebagai tempat siksaan yang kekal yaitu lautan api bagi orang berdosa yang menolak anugerah Allah dalam Yesus (Mat 5:22; 10:28; 25:46; Mrk. 9:43-48, Why. 20:14-15). Keberadaan neraka bukan hanya kiasan, tetapi kenyataan kekekalan. GBI mengimani bahwa pada akhir zaman akan ada kebangkitan orang mati. Orang beriman akan bangkit untuk menerima hidup kekal, dan orang jahat akan menerima hukuman kekal. Orang berdosa yang tidak percaya Yesus akan dihukum dalam neraka, bukannya dimusnahkan (habis).
GBI menolak pandangan bahwa sorga itu sudah penuh untuk 144.000 orang saja, karena Yesus berkata dalam Yoh 14:12, ““Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”. GBI juga menolak pandangan bahwa Firdaus itu adalah bumi yang kelak disempurnakan, karena Yesus dan juga Paulus menyatakan bahwa Firdaus itu sudah ada sekarang (Luk. 23:43 “… hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” dan 2 Kor 12:4 “ … ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus … “).
Menurut SY, pada saat kedatangan Yesus kedua kali akan terjadi perang Armagedon yang merupakan perang terakhir antara Allah dan Iblis dan organisasi-organisasinya termasuk agama, gereja dan negara. Mereka yang menolak ajaran SY akan dimusnahkan bersama Iblis dan kerajaan dunianya, dan mereka yang menerima ajaran SY akan memperoleh hak dalam Kerajaan Seribu Tahun sebagai bagian 144.000 umat pilihan yang nantinya mewarisi sorga dan sisanya akan menempati kerajaan teokratis, yakni Firdaus di bumi baru. Yesus diramalkan datang tahun 1914. Ketika Yesus tidak datang, maka diramalkan kembali tahun-tahun 1918, 1921, 1925, 1941, 1975 dan 1992, tetapi semuanya merupakan nubuatan kosong.
Sikap GBI
GBI mengajarkan kebenaran tentang eskhatologi Alkitabiah seperti yang dirumuskan dalam Pengakuan Iman GBI dan Pengajaran Dasar GBI. Setiap orang yang menerima Yesus Juruselamat serta dengan setia mengiring Dia sampai akhir hidupnya oleh anugerah Tuhan berhak mewarisi Kerajaan Seribu Tahun dan masuk Sorga, tidak terbatas hanya 144.000 orang. Angka 144.000 dan istilah – istilah kiasan lainnya dalam kitab Wahyu adalah bahasa lambang (apokalyptik) yang tidak boleh ditafsirkan secara harfiah. GBI juga menolak untuk meramalkan waktu kedatangan Kristus, karena tentang hal itu hanya Bapa yang tahu (Mat. 24:36).
Penganut SY diwajibkan mengikuti berbagai pantangan. Mereka dilarang: berjudi, merokok, mabuk-mabukan, merayakan hari-hari raya tradisional dan populer (termasuk Natal dan Paskah), memberi hormat pada bendera, memasuki dinas militer, ikut dalam pemilihan umum, dan menjadi pegawai negeri. Mereka menganggap bahwa pemerintah adalah alat Iblis.
Umat SY juga dilarang makan darah ataupun menjalani transfusi darah (baik sebagai donor maupun resipien). Alasannya adalah, darah sama dengan kehidupan atau nyawa, yang sangat suci dan berharga. Ini pulalah alasannya kenapa SY menolak dinas militer, karena dianggap mengizinkan pertumpahan darah dan pembunuhan (Sebetulnya peraturan SY yang melarang transfusi darah secara tidak langsung membuat mereka menjadi “pembunuh”, karena mengakibatkan banyak penganut ajaran SY meninggal, padahal mestinya masih bisa ditolong).
Sikap GBI
GBI tidak melarang warga jemaatnya untuk merayakan hari-hari raya tradisional dan umum yang lazim di tengah masyarakat sepanjang hal itu tidak mengandung unsur penyembahan berhala dan kompromi iman. GBI tidak melarang warganya untuk ambil bagian dalam pelaksanaan peraturan dan penyelenggara negara di dunia ini sepanjang tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. GBI juga tidak melarang warganya menjalani transfusi darah (sebagai donor maupun resipien) sepanjang hal itu bertujuan untuk menolong dan menyelamatkan manusia, dan dinyatakan aman secara medis.
Sebetulnya ada pandangan SY yang selaras dengan ajaran Kristen pada umumnya, namun mereka mencampurnya dengan dogma yang keliru sehingga akhirnya bertentangan dengan Alkitab. Contohnya:
Untuk itu, pengikut SY perlu diajak untuk mengamati Alkitab ayat demi ayat, pasal demi pasal, bukan mencari “ayat bukti” dari berbagai tempat di Alkitab. Dengan demikian mereka bisa mengerti apa yang Alkitab ajarkan secara murni. Untuk mempelajari keilahian Yesus, misalnya, bahas kitab Kolose dan Yohanes. Selain membahas masalah kepercayaan, ceritakanlah juga pengalaman pribadi Anda dengan Kristus, dan juga kepastian keselamatan yang Anda miliki di dalam Dia karena penebusan Kristus, supaya akhirnya mereka bisa dijangkau dan menempuh jalan kebenaran yang lurus.
Sumber : https://dbr.gbi-bogor.org/wiki/Ajaran_Saksi_Yehova_(Teologia_GBI)