Bahtera rumah tangga yang dibangun oleh Freddy dan Eva sudah hampir kandas diterpa oleh badai permasalahan karena keterikatan mereka dengan judi.
“Istri saya dari pagi hingga jam 10 malam main judi. Kalo dia pulang, gantian saya yang keluar dari jam 12 malam sampai pagi. Jadi tiap hari begitu saja. Dia pulang, saya pergi,” tambahnya.
Karena judi mereka tidak pernah bertemu anak. Judi benar-benar sudah merusak keluarga mereka bahkan sampai mereka mau cerai. Mereka sering bertengkar dan masing-masing saling menyalahkan. Pertengkarannya dengan istri rupanya membuat Freddy mengingat masa kecilnya, dimana ayah dan ibunya tidak pernah akur.
“Kedua orang tua saya tiap hari ribut, secara otomatis mama saya pasti mengambil pisau dan papa mengambil martil. Pada saat mereka ribut saya berdiri ditengah-tengah mereka dan melihat darah datang ke badan saya semua. Di situ saya mengalami goncangan hidup saya dan ingin membunuh papa saya”, Freddy mengungkapkan masa lalunya.
Karena tidak ingin menyakiti istrinya, Freddy selalu melukai diri sendiri bahkan sampai memotong jari-jarinya di depan istrinya. Tetapi sebagai istri, Eva sama sekali tidak merasa kasihan bahkan berpikir bahwa suaminya adalah orang yang bodoh karena melakukan hal itu, dia tidak lagi menghormati suaminya.
Rupanya, bukan hanya Freddy yang masa kecilnya hancur, Eva sejak kecil tidak pernah mengenal ayah kandungnya, ia hidup dengan mamanya dan papa tirinya yang kejam. Dua insan yang sama-sama tidak merasakan kasih sayang ayah dipersatukan dalam pernikahan dan harus melalui hari-hari seperti dalam neraka.
Tahun 1998, judi SDSB dilarang oleh pemerintah sehingga Freddy kehilangan sumber pencahariannya sedangkan istrinya terlilit hutang akibat judi.
“Saya putus asa, pekerjaan tidak ada. Terkadang urat nadi saya terasa mau potong tetapi melihat anak saya tidak jadi.” ungkap Freddy.
Dalam keadaan terjepit dan berharap akan mendapatkan suasana baru, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kampung halaman Freddy di Makasar. Namun kondisi tidak membaik, dan kembali ke Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, justru dia mengalami kejadian aneh.
“Tiba-tiba saya bisa melihat setan setiap hari, mereka menakut-nakuti saya setiap hari,”kata Freddy
Hingga suatu malam saat ketika mereka menonton bola tiba tiba badan Freddy tergoncang dan sulit untuk dihentikan. Freddy seperti mendengar suara bahwa ada yang akan mencabut nyawanya. Badannya gemetar tidak henti-hentinya. Dia merasa akan mati dan dihinggapi ketakutan yang amat sangat. Pada saat itu dia hanya teringat satu nama yaitu Yesus. Dia mulai berteriak-teriak kencang memangil Tuhan Yesus
“Saat saya memanggil nama Yesus seperti ada satu damai, seperti ada suatu kekuatan buat saya.” ungkapnya.
Sejak saat itu Freddy mulai giat mencari pribadi yang mendamaikan dirinya dari rasa takut. Setiap hari dia berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan mengambil kemarahannya. Membaca alkitab tiap hari dan datang ke ibadah.
“Tuhan begitu baik, setelah itu kemarahan saya di ambil semua”, katanya
Perubahan yang terjadi kepada Ferddy ternyata memberi dampak kepada sang istri.
“Tuhan, engkau baik ,engkau adalah perlindungan keluarga kami, kekuatan kami. Keluarga kami yang hancur, penuh dosa dan selama 45 tahun saya hidup dalam dosa. Tetapi engkau maha pengampun dan engkau masih mau mengasihi saya dan membimbing saya dalam jalan kebenaran,” Ungkap Eva.
Biduk rumah tangga Freddy dan Eva yang hampir karam akhirnya akhirnya dipulihkan, karena kasih Tuhan mereka mulai saling menghargai satu sama lainnya.
Sumber: Jawaban.com