Yohanes 15:4
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”.
Tanpa ada “hujan dan angin” tiba-tiba terowongan Sasago runtuh. Sembilan orang dinyatakan tewas. Peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu menyisakan kesedihan bagi semua pihak di Jepang.Perusahaan Central Nippon Expressway Company adalah yang mengoperasikan terowongan Sasago (80 km sebelah Barat Tokyo) sepanjang 4,7 kilometer sebagai jalur kereta api dan jalan tol. Bagian beton yang runtuh panjangnya sekitar 50 sampai 60 meter dengan ketebalan sekitar 20 sentimeter.Penelitian segera digelar otoritas setempat dan menyimpulkan bahwa banyak baut/mur yang terlepas (terpisah) pada bagian dinding terowongan sebagai penyangga atap.Tanpa disadari, kondisi rohani orang percaya bisa saja mengalami kemunduran tanpa disadarinya.
Mula-mula jarang membaca Firman Tuhan, jarang memuji dan menyembah Tuhan. Saat ibadah atau doa pribadi merasa “biasa-biasa” saja alias kering secara rohani. Bahkan, seseorang tidak bisa merasakan dan melihat kebaikan-kebaikan Tuhan yang telah atau sedang terjadi dalam hidupnya. Bisa saja motivasi atau semangat pelayanan menjadi menurun, entah karena tekanan keadaan atau kondisi lainnya.Dalam bahasa Inggris (KJV) seperti tertulis pada nats John15:4“Abide in me, and I in you. As the branch cannot bear fruit of itself, except it abide in the vine; no more can ye, except ye abide in me”. Kata abide [Yunani : meno] berarti be present [berdiam], endure [abadi], dwell [tinggal].Salah satu contoh unik ialah kehidupan Yudas.
Secara fisik ia berjalan, hidup, makan, bermalam bersama Yesus Kristus dan para murid lainnya. Namun, sayangnya ia tidak hidup “melekat” dengan Kristus. Secara rohaniah, rohnya tidak mempunyai persekutuan pribadi dengan-Nya. Sehingga ia tidak bisa membedakan mana tindakan yang benar dan salah. Ia bahkan melakukan korupsi uang kas dan paling parah “menjual” Yesus Kristus. Kehidupan pelayanan Yudas hanya sekedar seremonial dan kewajiban belaka, bukan sesuatu yang keluar dari hatinya. Mari kita lakukan cek-up rohani agar bisa terdeteksi dini sejauh mana kondisi rohani saat ini. Apakah masih ada kepekaan rohani ataukah ketidak-pekaan rohani ?
Sumber: Beritabethel.com