Frans Nicholas, Aktor Tampan yang Tangkal Godaan Lewat Hubungan Dekat Sama Tuhan

 

Frans Nicholas memulai karir di dunia hiburan sejak tahun 2007. Kala itu dirinya mencoba tawaran jadi bintang iklan. Bermula dari hal itu, Frans akhirnya memberanikan diri mencoba menjajal kemampuan di bidang akting dan tampil di film pertamanya berjudul Pulau Hantu 2.

Sejak itulah Frans mulai membintangi sejumlah film, sinetron serta FTV. Sembari menjalani profesi sebagai aktor, Frans tetap tampil di berbagai iklan produk serta menjajal bakatnya jadi presenter program infotainment Kiss Indosiar.

Sepuluh tahun sudah, Frans menjalani hiruk pikuk dunia hiburan dan bisa menikmati semua kerja kerasnya bersama istri dan kedua anaknya. Untuk sampai ke titik ini pun bukan tanpa perjuangan. Di awal karirnya saja pria kelahiran tahun 1984 ini mengaku harus berjuang melawan rasa malu, gugup dan kekakuannya di depan kamera. Berulang kali dirinya juga harus gagal casting dan bahkan ditolak dari pihak produksi film.

Kalau bisa dihitung, kegagalan bahkan sudah dihadapainya ratusan kali. Tapi berkat kesempatan yang diberikan kepadanya, Frans pun mencoba tampil sebaik mungkin. Perjuangan panjanglah yang menghantarkannya ke titik seperti sekarang ini.

Tantangan masuk dunia hiburan

Bekerja di dunia hiburan di ibu kota pastinya tak lepas dari godaan. Punya penghasilan banyak dari main film, tentu saja bisa jadi godaan bagi siapapun untuk ikut-ikutan mencicipi dunia gaya hidup orang-orang beken dan terkenal. Tak terkecuali Frans, dirinya bahkan sudah hampir terjebak di lingkaran itu.

Frans mengaku pernah mabuk-mabukan, suka pesta-pesta dan mengikuti gaya hidup glamour para artis. Untungnya, sang istri selalu ada sebagai controller atas dirinya.

“Kayak mabuk, party-party, cuman ya untungnya nggak sampe parah banget. Soalnya waktu itu kebetulan aku pas masuk ke dunia entertainment juga aku udah mau married waktu itu trus jadi dijagain istri aku. Jadi begitu aku udah mulai ngaco, out of track, dia yang ngomel. Dia yang jagain,” kata Frans.

Rendah hati dan dekat sama Tuhan kunci hadapi godaan di dunia hiburan

Kehadiran sang istri sebagai controller atas kebiasaan Frans di dunia hiburan, tak memutup kemungkinan akan banyaknya godaan yang mucul dari sekitar. Karena itulah Frans tetap memagari diri dengan kehidupan rohani dan kedekatannya ke Tuhan.

“Kadang kala Tuhan ngasih tahu sama kita lewat siapa aja. Kadang-kadang tapi kalau misalnya kita nggak rendah hati, nggak mau dengar juga ya percuma dikasih tahu. Trus yang paling penting sih aku baru sadar. Aku baru benar-benar bertobat dari tahun 2014, aku belajar kalau misalnya kita tahu kenapa kita dilahirkan, tujuan kenapa kita diciptakan, trus hidup kita mau apa? Nanti itu juga mempengaruhi keputusan yang akan kita ambil nantinya,” terang suami Liana Effendy ini.

Meski sudah jadi aktor, namun tetap pasrah sama panggilan Tuhan

Nama yang sudah banyak dikenal luas oleh masyarakat memang jadi sesuatu yang bisa dibanggakan oleh seorang Frans. Tapi saat ditantang menjawab apakah dirinya berkeinginan mau jadi hamba Tuhan (pendeta)? Frans pun menjawab dengan jawaban yang cukup sederhana.

“Sekarang sih sebenarnya udah pasrah dimana Tuhan ya kalau saya mau jadi pendeta. Ya udah gapapa gitu. I will be honored kalau misalnya Tuhan kasih kesempatan untuk jadi pendeta dan mudah-mudahan jadi pendeta yang benner.  Dan kalau misalnya nggak pun, sebenarnya kita semua pendeta juga kan ‘imamat yang rajani’. Mungkin profesinya aja yang pendeta, tapi sebenarnya kita ya kalau bisa kita musti refleksiin Kristus dalam kehidupan kita. Kadang-kadang kita cuma jadi satu-satunya Alkitab yang orang lain bisa dibaca,” jawab Frans.

Dengan sikap rendah hatinya, Frans pun mengaku masih terus belajar jadi seorang Kristen yang jadi teladan bagi orang lain, khususnya keluarganya. Karena itu dia tak lupa belajar dengan terus menerus berkaca dari kegagalannya di masa lalu. Nah, sebagai penutup, Frans mendorong semua orang yang mungkin pernah mengalami pengalaman gagal seperti dia untuk nggak menyerah dan terus maju.

“Jadi kalau misalnya dalam hidup kita suka merasa rusak, suka ngerasa nggak layak, suka ngerasa udah terlalu jauh hidupnya dari apa yang harusnya terjadi, trus kayak pengen menyerah gitu, jangan..jangan..jangan! Aku sempat ngerasain kayak begitu. Bahkan hal yang paling rusakpun kalau kita ijinkan Tuhan untuk memulihkan, nilai kita malah jauh lebih tinggi,” terangnya.

Sumber : www.jawaban.com


Tinggalkan komentar

*
*