Gavrilla Setiawan, Masih Muda Tapi Divonis Kanker Stadium 4

 

Gavrilla Setiawan adalah salah satu anak muda yang selalu energik dan aktif. Tapi siapa sangka diusianya yang masih begitu muda, Gavrilla justru divonis kena kanker kelenjar getah bening.

Awal kejadian divonis kanker

Setelah lulus SMA, Gavrilla memutuskan untuk kuliah dan mengambil jurusan Sastra China di salah satu perguruan tinggi di Indonesia.

Selama kuliah, bisa dibilang Gavrilla adalah salah satu mahasiswa yang berprestasi. Terpilih sebagai perwakilan lomba dari kampusnya sampai meraih penghargaan di lomba-lomba Nasional adalah masa kesuksesan dalam hidupnya.

Namun saat lagi senang-senangnya menikmati kesuksesan itu, masalah besar dalam hidupnya pun muncul. Demam yang dia anggap biasa saja terjadi jadi gejala dari penyakit mematikan yang bersarang di tubuhnya.

“Awalnya saya cuma berasa demam. Pada saat demam pun itu saya lagi mendapatkan penghargaan di panggung. Singkat cerita saya divonis dokter ada tumor sebesar 8 senti di belakang rongga dada saya,” ungkap Gavrilla.

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter yang menanganinya di Penang, Malaysia, Gavrilla divonis kanker getah bening stadium 2.

Shock? Sudah tentu dialaminya. Apalagi penyakit tersebut muncul justru diusianya yang masih sangat muda. Gak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan kesedihan hatinya waktu itu.

“Saya gak terpikirkan bakal kena sakit seperti itu. Apalagi saya orang yang sangat enerjik. Saya orang yang sangat-sangat aktif, ingin meraih semua prestasi dalam hidup saya. Pada saat itu jujur saya nangis, saya gak kuat. Tuhan kenapa mesti saya?” terangnya.

 

Jalani pengobatan panjang

Selaa tujuh bulan, Gavrilla harus beristirahat sementara dari kesibukannya di kampus. Dia hanya fokus pada perawatan dan kesembuhannya, mulai dari menjalani biopsi, kemoterapi sampai konsultasi lanjutan.

Perjuangan Gavrilla pun membuahkan hasil. Pada bulan Juli 2015, dia dinyatakan sembuh dari kanker. Dia pun berkesempatan untuk ikut wisuda.

Kembali divonis kanker

Menderita kanker ibarat mimpi buruk dalam hidupnya. Setelah dinyatakan sembuh total, rupanya penyakit ini kembali muncul lagi. Sama halnya seperti sebelumnya, penyakit ini muncul ketika Gavrilla sedang semangatnya meraih impiannya.

“Di saat saya senang-senangnya mewujudkan impian cita-cita saya kembali, pada tahun 2017 teptnya bulan Maret, saya divonis dokter (kalau) kankernya kembali lagi terus sudah menyebar sampai ke paru-paru. Dokter bilang itu sudah stadium 4,” katanya.

Gavrilla pun kembali harus menjalani pengobatan sama seperti apa yang dia jalani sebelumnya selama tiga bulan.

Melewati masa-masa kritis tersebut, hasil pemeriksaan dokter menyatakan Gavrilla sudah sembuh.

Belum lagi sempat menikmati kebebasanny untuk kembali aktif dengan musiknya, dia kembali divonis kanker. Sel kanker dalam tubuhnya nyatanya ditemukan aktif dan terus tumbuh.

“Pada saat hasil keluar, yang di radiasi sudah bersih. Tapi sel kankernya muncul kembali. Seperti gak ada habis-habisnya sel kanker itu muncul dalam hidup saya. Dan dokter kembali mengatakan saya harus kemo,” ungkapnya.

Saat itu bahkan menangispun dia serasa tak lagi sanggup. Dia sama sekali gak habis pikir kenapa sel kanker itu terus muncul. Sebagai manusia, dia mengaku sudah gak kuat dan memilih menyerah saja.

“Aku hanya bisa diam. Bisa dibilang di situ saya sudah hopeless. Saya udah gak ada harapan hidup…Ketakutan, khawatir itu pasti muncul. Semua orang wajar takut mati. Apalagi takut menghadapi penyakit yang gak main-main. Saya berdoa, “Tuhan jalan mana yang harus saya ambil?” Saya jujur udah gak mau kemo, saya udah gak mau radiasi. Saya lebih banyak berdiam diri sama Tuhan,” jelasnya.

 

Mencari wajah Tuhan dan menemukan kesembuhan

Di tengah masa sakitnya, Gavrilla memilih untuk lebih banyak mencari wajah Tuhan. Dia memilih untuk mendengar suara Tuhan dalam kesendiriannya.

Seperti yang difirmankan Tuhan bahwa barang siapa yang mencari Tuhan maka dia akan menemukan. Hal yang sama pun dialami oleh Gavrilla. Tuhan seolah menuntutnya untuk menjalani pola hidup sehat.

“Saya fokus sama Tuhan setiap hari. Dan sampai detik ini saya ada di sini saya bisa sehat. Saya bisa survive sampai sekarang ini semua itu karena mujizat Tuhan,” pungkasnya.

Meskipun berat, namun pada akhirnya dia mengaku bersyukur karena Tuhan mengijinkan penyakit tersebut untuk semakin mendewasakannya secara pribadi.

Bakatnya dalam bidang musik terus diasah dan setelah sembuh, Gavrilla pun menjalani beasiswa di Sanghai Konservatory of Music pada tahun 2018.

 

Sumber : www.jawaban.com


Tinggalkan komentar

*
*