Karena Kasih atau Kebiasaan?

Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (Wahyu 2:4). Dewasa ini saya melihat semakin banyak umat Tuhan yang telibat dalam berbagai jenis pelayanan rohani. Ada yang melayani melalui tenaga, pikiran (pengetahuan),  melalui keuangan dan lain sebagainya.

Memang ada banyak jenis-jenis pelayanan dimana kita bisa terlibat di dalamnya. Saya sangat terharu ketika melihat begitu banyak orang-orang yang mau terlibat dalam berbagai pelayanan rohani ini. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan.

Saat ini, mulai banyak jemaat-jemaat  yang mau masuk dalam tugas-tugas misi termasuk pelayanan perkunjungan sampai ke pelosok-pelosok. Sebuah pemandangan yang menggetarkan hati. Hal ini  perlu terus ditingkatkan. Memang haruslah demikian.

Melakukan pekerjaan-pekerjaan  rohani atau terlibat  dalam berbagai jenis pelayanan gerejawi merupakan kerinduan Tuhan  bagi kita semua. Namun Ia mau kita melakukan semuanya karena kasih. Kasih kepada Tuhan. Hendaknya kasih kepada Tuhan yang menjadi motor penggerak dari segala kerinduan tersebut.

Hal ini sangat penting sebab, jemaat di Efesus juga telah berbuat banyak dalam pelayanan (berkorban uang, tenaga, pengetahuan,  waktu, tekun, tidak sabar terhadap orang-orang munafik, dan lain sebagainya) namun ternyata mereka melakukan semuanya tanpa kasih.

Mereka melakukan semua tugas-tugas pelayanan karena kebiasaan. Hal itu dibuktikan oleh teguran Tuhan pada mereka. Mereka telah meninggalkan kasih mereka yang mula-mula (ay. 4).

Tuhan  senang kita melayani dan berkorban bagi DIA namun Ia tidak suka pada korban yang tidak didasari pada kasih melainkan karena kebiasaan. Sebab Ia  sendiripun melakukan penebusan karena kasih yang besar (Yoh. 3:16). Kristus tahu bahwa korban,pelayanan tanpa kasih akan menyuburkan keinginan daging.

Oleh sebab itu Ia mengingatkan  agar jemaat di Efesus dan kita pada hari ini merenungkan   kembali  apakah keterlibatan kita dalam pekerjaan rohani selama ini didasari  pada kasih atau karena kebiasaan atau hanya sekedar ikut- ikutan?.

Saudaraku,  marilah kita sadari bahwa pelayanan yang didasari pada kasih akan membuat kita terus bergairah dalam pekerjaan Tuhan dan kebenaran. Kasih akan melenyapkan sakit hati dan kepentingan diri sendiri.

Dengan kasih, hati dan pikiran kita akan selalu digerakkan oleh kerinduan untuk kepentingan Tuhan. Bagi Tuhan, bekerja, melayani, berkorban (tenaga, pikiran, uang dan lain-lain) tanpa kasih merupakah sebuah tindakan yang salah.

Dan Tuhan memandangnya  sebagai dosa. Oleh sebab itu Ia mengingatkan  kita agar segera kembali pada kasih yang mula-mula. Melakukan kehendak  Allah harus disertai dengan kasih mula-mula : kasih yang tidak mementingkan diri sendiri tetapi kehidupan yang digerakkan oleh kerinduan untuk menyenangkan Tuhan.

Oleh sebab itu bekerjalah, beribadalah,  layanilah Tuhan dan keluarga dengan kasih maka kita akan menerima upah.

Sumber : www.beritabethel.com


Tinggalkan komentar

*
*